Perekonomian Indonesia telah pulih dari resesi akibat COVID-19, dan inflasi telah menurun secara signifikan. Namun, tekanan ketidakpastian global tetap tinggi. Kebijakan moneter perlu dilaksanakan dengan hati-hati, berbasis data, dan berorientasi ke masa depan. Di sisi lain, kebijakan fiskal harus memastikan defisit anggaran tetap berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan. Tingkat belanja dan pendapatan pemerintah Indonesia relatif rendah dibandingkan standar internasional. Untuk memenuhi belanja di masa depan, diperlukan peningkatan penerimaan perpajakan dalam jangka menengah. Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan mendorong partisipasi tenaga kerja perempuan, serta peningkatan berkelanjutan dalam pencapaian pendidikan, dan perbaikan iklim usaha. Upaya yang lebih intensif dalam memberantas korupsi akan menciptakan sektor bisnis yang lebih kompetitif dan produktif. Indonesia masih memiliki ruang untuk memanfaatkan digitalisasi lebih lanjut. Kesenjangan geografis, gender, dan usia dalam akses individu terhadap internet, serta adopsi teknologi lainnya perlu diatasi. Indonesia rentan terhadap dampak pemanasan global. Komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emissions pada 2060 merupakan tantangan, mengingat proses konvergensi ekonomi dan peran signifikan batu bara dalam perekonomian Indonesia.
FITUR KHUSUS: KONVERGENSI SOSIAL-EKONOMI, DIGITALISASI, TRANSISI HIJAU