Pertumbuhan PDB telah pulih, namun kebijakan moneter dan fiskal tetap perlu berhati-hati agar stabilitas makroekonomi dapat dipertahankan. Dalam jangka yang lebih panjang, pendapatan negara harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus bertumbuh serta menjawab tantangan perubahan iklim dan penuaan penduduk.
Dibutuhkan pertumbuhan yang lebih cepat agar tujuan pemerintah meraih status ekonomi maju tercapai pada pertengahan abad ini. Pendidikan, infrastruktur, dan lapangan kerja formal perlu ditingkatkan, sementara lingkungan usaha dapat lebih dikuatkan.
Kebutuhan infrastruktur digital baru terpenuhi sebagian. Akses dan adopsi digital di kalangan usaha masih rendah, dan keterampilan di bidang digital masih belum memadai. Penghapusan peraturan yang tidak diperlukan dapat memacu transisi digital.
Dekarbonisasi perlu didorong dengan menurunkan penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, memperluas pangsa energi terbarukan dalam bauran energi, memperkuat mekanisme pasar, dan berinvestasi pada transportasi massal.
Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024
Ringkasan Eksekutif
Copy link to Ringkasan EksekutifPesan-pesan utama
Copy link to Pesan-pesan utamaPertumbuhan PDB telah pulih dan kebijakan makroekonomi tetap perlu berhati-hati
Copy link to Pertumbuhan PDB telah pulih dan kebijakan makroekonomi tetap perlu berhati-hatiKebijakan moneter dan fiskal tetap perlu berhati-hati dan mengandalkan data. Pertumbuhan PDB telah pulih dari resesi COVID-19 dan inflasi turun drastis, namun paparan ketidakpastian global masih tinggi. Belanja dan pendapatan pemerintah masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain dan tekanan pengeluaran di masa depan mensyaratkan peningkatan pendapatan pajak. Basis pajak untuk PPN dan pajak penghasilan (PPh) perlu diperluas dan belanja pemerintah dirancang secara lebih efisien.
Output meningkat sebesar 5,0% pada tahun 2023 (Gambar 1). Konsumsi rumah tangga tetap menjadi mesin utama pertumbuhan, sementara volume ekspor naik berkat permintaan komoditas global yang meningkat. Pariwisata internasional secara umum telah pulih setelah turun karena pandemi. Investasi tetap dinamis, antara lain didorong oleh proyek infrastruktur publik. Akan tetapi, pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir belum cukup untuk menghadirkan konvergensi menuju perekonomian negara maju; PDB per kapita masih sekitar seperempat rata-rata OECD sejak 2010.
Inflasi kembali sesuai target. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) mencapai puncaknya sebesar 6,0% pada September 2022 di tengah lonjakan harga pangan dan energi. Suku bunga yang tinggi dan penguatan mata uang memperlambat pertumbuhan harga. Pada Oktober 2024, inflasi IHK sebesar 1,7% berada di dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5% - 3,5%. Suku bunga acuan Bank Indonesia diturunkan menjadi 6,00% pada bulan September 2024.
Pertumbuhan PDB diproyeksikan tetap kuat, yakni 5,1% pada tahun 2024 dan 5,2% pada tahun 2025 (Tabel 1). Konsumsi akan tetap kuat dan investasi swasta diperkirakan naik. Defisit fiskal akan sedikit melebar akibat belanja pemerintah untuk ibu kota baru, Nusantara, namun diproyeksikan tetap berada di bawah batas 3% yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Bank Indonesia diperkirakan menurunkan suku bunga acuan pada akhir tahun 2024 dan di tahun 2025. Tekanan infalsi yang meningkat serta tekanan terhadap Rupia menimbulkan risiko yang dapat menghambat penurunan suku bunga lebih lanjut.
Keseimbangan fiskal diperkirakan sesuai target selama periode proyeksi, namun akan berada di bawah tekanan dalam jangka panjang. Tekanan belanja negara akan meningkat karena transisi hijau dan kenaikan permintaan terhadap layanan publik dari populasi yang lebih kaya dan berusia lebih tua. Terdapat ruang untuk peningkatan pendapatan secara struktural untuk menutupi kebutuhan pengeluaran yang lebih besar. Dibutuhkan perluasan basis pajak, termasuk melalui pembatasan pembebasan pajak, penegakan hukum pajak yang lebih kuat, dan peningkatan kepesertaan jaminan hari tua. Program "makan bergizi gratis" di sekolah-sekolah perlu diluncurkan secara bertahap dan menargetkan masyarakat miskin. Efisiensi belanja negara perlu lebih diperhatikan, termasuk melalui pengurangan subsidi energi dan pengawasan biaya untuk pembelanjaan baru.
Tabel 1: Pertumbuhan diproyeksikan stabil
Copy link to Tabel 1: Pertumbuhan diproyeksikan stabilTingkat pertumbuhan tahunan, %, kecuali ditentukan lain
2022 |
2023 |
2024 |
2025 |
|
---|---|---|---|---|
Produk domestik bruto |
5,3 |
5,0 |
5,1 |
5,2 |
Konsumsi rumah tangga |
5,0 |
4,9 |
5,1 |
5,1 |
Pembentukan modal tetap bruto |
3,9 |
4,4 |
4,8 |
6,8 |
Ekspor |
16,2 |
1,3 |
5,5 |
5,1 |
Impor |
15,0 |
-1,6 |
464,4 |
6,3 |
Inflasi IHK |
4,2 |
3,7 |
2,3 |
2,2 |
Neraca transaksi berjalan (% dari PDB) |
1,0 |
-0,1 |
-0,4 |
-0,3 |
Neraca anggaran pemerintah secara umum (% dari PDB) |
-2,2 |
-1,5 |
-2,7 |
-2,5 |
Catatan: Provisional economic forecast for 2024 by OECD in November 2024.
Sumber: OECD Economic Outlook 116 (preliminary); and OECD calculations.OECD.
Percepatan pertumbuhan dan mencapai konvergensi sosial ekonomi
Copy link to Percepatan pertumbuhan dan mencapai konvergensi sosial ekonomiPendapatan per kapita telah lebih dari dua kali lipat selama seperempat abad terakhir, dan kemiskinan ekstrem telah menurun. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi dalam satu dekade terakhir belum cukup untuk menghasilkan konvergensi ekonomi lebih lanjut dalam PDB per kapita (Gambar 2). Hal ini mencerminkan perlambatan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja. Indonesia berpotensi memetik manfaat lebih besar dari integrasi ke dalam rantai nilai global. Tingkat pendidikan, keterampilan, dan partisipasi dalam pekerjaan formal perlu ditingkatkan, sementara lingkungan usaha dapat dikuatkan. Kebijakan industri dan perdagangan yang perlu memiliki sasaran, dipantau, dan memiliki batas waktu (time-bound).
Pengangguran berkurang, tetapi pasar tenaga kerja masih rapuh dan tingkat pekerja informal masih tinggi. Angka pengangguran telah turun dari 7,1% pada pertengahan 2020 saat puncak pandemi menjadi 4,9% pada pertengahan 2024, atau di bawah kisaran sebelum pandemi sebesar 5-5,5%. Indonesia perlu menurunkan kesenjangan gender dalam tingkat kesempatan kerja, dan tingkat pekerjaan di sektor informal, untuk memanfaatkan angkatan kerjanya secara maksimal. Mengubah sumber pendanaan cuti melahirkan dari pengusaha ke skema jaminan sosial dapat meningkatkan angka perempuan bekerja di sektor formal.
Pendidikan berkualitas dibutuhkan untuk merealisasikan bonus demografi populasi muda. Pendidikan dasar hampir universal di Indonesia, tetapi kualitasnya acap kali rendah, dengan variasi yang signifikan di seluruh provinsi. Hal ini berkontribusi pada kekurangan pekerja terampil. Inisiatif untuk memperkuat pelatihan keterampilan harus terus dijalankan, termasuk melalui pemberian insentif untuk pengusaha. Untuk pendidikan dasar dan menengah, penyelarasan kurikulum dan peningkatan anggarannya sangat penting.
Penguatan lingkungan usaha akan meningkatkan produktivitas dan membantu tercapainya konvergensi ekonomi. Terdapat ruang untuk mengurangi hambatan investasi asing dan perdagangan luar negeri, menegakkan netralitas persaingan usaha dengan lebih baik, serta merasionalisasi dan meningkatkan tata kelola BUMN. Mengurangi hambatan non-tarif dalam perdagangan, seperti perizinan impor dan ekspor, akan meningkatkan produktivitas dan integrasi perdagangan secara luas.
Upaya lebih kuat dalam memerangi korupsi dan penyalahgunaan kekuatan pasar juga akan membantu sektor usaha menjadi lebih kompetitif dan produktif.
Pemerintah ingin memperluas kegiatan ekonomi ekstraksi bahan mentah, namun kebijakan ini membutuhkan kehati-hatian. Kebijakan industri untuk memacu hilirisasi nikel dalam negeri telah menarik minat para investor. Akan tetapi, terdapat risiko implementasi, termasuk terlampauinya kapasitas pengolahan serta dampak fiskal lainnya.
Memetik manfaat digitalisasi
Copy link to Memetik manfaat digitalisasiIndonesia memiliki ruang yang luas untuk memanfaatkan digitalisasi. Diperlukan upaya untuk menutup kesenjangan geografis, gender, dan usia dalam hal akses dan adopsi internet serta perangkat terkaitnya. Akses dan adopsi digitalisasi di kalangan usaha juga masih tertinggal perkembangannya dari negara-negara lain yang setara. Percepatan implementasi teknologi 5G dan broadband tetap (fixed broadband) menjadi kunci. Keterampilan digitalisasi masih belum memadai dan pendidikan STEM harus diperluas.
Sektor digital mewakili pangsa ekonomi yang terus berkembang. Digitalisasi semakin maju dan tumbuh perusahaan-perusahaan unicorn berteknologi digital. Akan tetapi, kesenjangan dalam hal akses dan penggunaan teknologi digital masih ada, baik di kalangan individu maupun perusahaan. Implementasi jaringan broadband yang lebih cepat untuk mengatasi kesenjangan geografis, pendidikan, gender, dan pendapatan dalam penggunaan teknologi digital adalah tantangan besar.
Investasi untuk broadband berkecepatan tinggi sangat penting (Gambar 3). Perbaikan sistem komunikasi seluler dan tetap (fixed) di Indonesia terhambat oleh prosedur yang rumit dalam mengakses infrastruktur publik. Terkait layanan telekomunikasi, ketiadaan badan regulator independen perlu menjadi perhatian.
Pendidikan dan digitalisasi penting untuk diselaraskan. Skor PISA terbaru menunjukkan capaian pendidikan banyak siswa relatif rendah dan keterampilan mereka tidak memadai untuk memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Sistem pendidikan juga dapat memperoleh manfaat dari penggunaan alat digital yang lebih luas.
Mayoritas perekonomian Indonesia relatif minim dalam menggunakan teknologi digital. Meningkatkan digitalisasi di semua sektor bisnis, termasuk pertanian, akan membantu memacu produktivitas dan pertumbuhan. Perusahaan digital sulit mengakses pembiayaan karena sebagian besar memiliki aset tak berwujud yang tidak diakui sebagai agunan. Digitalisasi sektor usaha dan UKM secara berkesinambungan perlu terus didorong. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan menghapus peraturan yang membebani perusahaan digital (mis. pembatasan aktivitas e-commerce). Mempermudah akses ke data pemerintah untuk tujuan usaha dapat membuka peluang baru dan menghasilkan manfaat lebih, sepanjang keamanan digital lebih terjamin.
Mencapai transisi hijau
Copy link to Mencapai transisi hijauIndonesia rentan terhadap dampak pemanasan global. Selain itu, tujuan Indonesia untuk mencapai emisi gas rumah kaca (GRK) net-zero (emisi nol bersih) pada tahun 2060 menjadi tantangan tersendiri dalam konteks konvergensi ekonomi. Dekarbonisasi perlu ditingkatkan, khususnya dengan mempercepat penonaktifan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), memperluas pembangkit energi terbarukan, menerapkan pajak karbon, memodernisasi jaringan listrik, dan berinvestasi pada transportasi perkotaan massal dan transportasi kereta api. Pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim membutuhkan penguatan kapasitas kelembagaan, mekanisme tata kelola, serta kerangka kerja perencanaan dan pemrograman, termasuk dengan dukungan internasional.
Mengganti bahan bakar fosil sehingga emisi GRK mencapai puncaknya selambat-lambatnya pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 (Gambar 4) membutuhkan investasi yang cukup besar. Skenario emisi business-as-usual memiliki dampak sangat besar terhadap perekonomian dan manusia, dan Indonesia berkomitmen mencapai target ambisius dalam pengurangan emisi GRK. Biaya upaya mitigasi akan terkonsentrasi selama beberapa tahun ke depan. Just Energy Transition Partnership (JETP) dapat menjadikan Indonesia contoh transisi hijau.
Mengurangi dampak lingkungan dari sektor energi merupakan prioritas kebijakan. Peralihan ke sumber energi rendah emisi seperti tenaga surya, bayu, dan panas bumi membutuhkan investasi yang cukup besar, termasuk dalam hal sistem transmisi listrik. Untuk meningkatkan investasi swasta, penting untuk memastikan bahwa perusahaan energi milik negara, yang rantai pasoknya terintegrasi secara vertikal, bertindak secara bertanggung jawab sebagai satu-satunya pembeli (off-taker) di pasar energi.
Transisi menuju pasar energi yang lebih berbasis harga perlu dipercepat. Tanggung jawab regulasi perlu dialihkan ke otoritas independen dengan wewenang dan sumber daya keuangan yang memadai. Penerapan pajak karbon yang tepat perlu dipercepat.
Transportasi merupakan sumber emisi GRK terbesar kedua. Sistem transportasi massal perkotaan dan antarkota yang efisien dan luas cakupannya harus dikembangkan untuk menurunkan emisi dan mengatasi lonjakan arus lalu lintas. Penggantian kendaraan berbahan bakar tradisional dengan kendaraan alternatif tanpa atau rendah emisi akan sangat penting.
Indonesia juga perlu meningkatkan kebijakan adaptasinya. Risiko dan biaya yang ditimbulkan akibat banjir dan kekeringan yang lebih sering terjadi akan meningkat dengan adanya perubahan iklim. Peraturan penggunaan lahan yang lebih baik, serta pertanggungan asuransi yang lebih luas, dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim terhadap usaha dan masyarakat.
Ketegasan hukum untuk melindungi hutan dan lautan perlu dilanjutkan. Laju deforestasi saat ini merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Akan tetapi, diperlukan upaya lebih lanjut untuk melindungi lahan gambut dan hutan sebagai bagian dari strategi mitigasi dan untuk membantu mengurangi dampak bencana alam terkait iklim.
TEMUAN UTAMA |
REKOMENDASI UTAMA |
---|---|
Mempertahankan kebijakan makroekonomi yang efektif |
|
Tingkat inflasi mereda, meskipun risiko inflasi tetap ada. |
Pertahankan kebijakan moneter yang berhati-hati, berpandangan ke depan, dan mengandalkan data, sehingga penurunan suku bunga memperhatikan tren inflasi. |
Kebijakan fiskal yang berhati-hati berjalan selama dua dekade terakhir dan tingkat utang moderat. Akan tetapi, biaya pinjaman tetap tinggi, dan terbatasnya penerimaan pajak membuat Indonesia menghadapi risiko utang berulang (rollover). |
Hindari deviasi kinerja fiskal, pastikan nilai manfaat uang (value for money) dari komitmen belanja negara yang baru tercapai, dan jaga rasio defisit terhadap PDB agar tetap berada di bawah pagu yang ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan. |
Pelaksanaan layanan publik dapat diperkirakan akan terus meningkat seiring kenaikan permintaan masyarakat dan kebutuhan investasi sejalan dengan perkembangan ekonomi Indonesia. |
Pastikan strategi fiskal jangka menengah meliputi langkah-langkah meningkatkan penerimaan negara terhadap PDB untuk mendanai prioritas belanja negara, terutama di bidang pendidikan, infrastruktur, dan penurunan sektor informal. |
Penerimaan fiskal tidak besar dibandingkan dengan pendapatan fiskal internasional, termasuk dengan negara-negara lain di kawasan. Hal ini membatasi ruang untuk melakukan kebijakan anti-siklus (countercyclical) serta kebutuhan belanja sosial dan belanja ramah lingkungan di masa depan. |
Perluas basis pajak, termasuk dengan menurunkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dan batas atas tarif pajak. Perluas basis PPN dan turunkan ambang batas wajib registrasi. |
Mencapai konvergensi ekonomi dalam jangka panjang |
|
Perusahaan wajib menanggung cuti melahirkan selama 3 bulan, namun kepatuhan cenderung rendah, terutama di perusahaan-perusahaan kecil. Hal ini berkontribusi pada rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat kesempatan kerja formal bagi perempuan. |
Alihkan pendanaan cuti melahirkan dari perusahaan ke skema jaminan sosial atau pajak umum; fokuskan dukungan pada pekerja berupah rendah. |
Kinerja sekolah turun menurut indikator PISA 2022, dan posisi Indonesia masih jauh di bawah negara-negara OECD lainnya. Sekolah umum dan sekolah berbasis agama memiliki kurikulum yang berbeda. |
Tingkatkan mutu pendidikan, termasuk dengan menyelaraskan kurikulum sekolah menengah dan pastikan konsistensinya secara nasional, agar pengetahuan inti tersedia lebih luas bagi semua siswa. |
Cakupan BUMN dan pangsa PDB BUMN lebih tinggi daripada rata-rata OECD dan rata-rata negara-negara berkembang yang sebanding. |
Kembangkan strategi kepemilikan negara yang dengan jelas menentukan sektor-sektor di mana kepemilikan pemerintah tetap relevan. |
Otonomi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhambat akibat perubahan undang-undang tahun 2019, sehingga timbul persepsi independensi berkurang. |
Jaga independensi, otonomi, dan kewenangan KPK untuk memastikan pencegahan, deteksi, dan investigasi korupsi yang efektif. |
Pembatasan perdagangan masih meluas (termasuk Mekanisme Neraca Komoditas yang baru-baru ini diperkenalkan) dan menghambat partisipasi dalam rantai nilai global. |
Kurangi jumlah sektor yang memberlakukan kuota impor dan ekspor; jangan perluas Mekanisme Neraca Komoditas terhadap barang-barang lain. |
Kebijakan proaktif telah diperkenalkan untuk mengembangkan kegiatan hilirisasi dalam negeri. Beberapa keberhasilan telah dicapai dalam mengembangkan fasilitas peleburan dan pengolahan nikel, namun risiko implementasi masih sangat signifikan. |
Pastikan kebijakan industri dapat mengatasi kegagalan pasar dan kebijakan memperhatikan analisis biaya-manfaat terkait target yang ditentukan secara spesifik. |
Meningkatkan digitalisasi |
|
Implementasi infrastruktur 5G secara nasional berbiaya tinggi mengingat kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan. |
Terapkan analisis biaya-manfaat yang terperinci atas investasi infrastruktur digital. |
Peluncuran infrastruktur internet berkecepatan tinggi perlu dipercepat. Regulator komunikasi telah ditekan. Partisipasi negara secara langsung dan tidak langsung dalam operator komunikasi menimbulkan potensi konflik kepentingan dan berisiko merusak netralitas persaingan. |
Bentuk regulator bidang komunikasi yang sepenuhnya independen dan memiliki sumber daya yang memadai. Kurangi hambatan implementasi broadband melalui penyederhanaan prosedur perizinan instalasi infrastruktur, termasuk akses terhadap infrastruktur publik. |
Potensi bisnis dari transformasi digital belum sepenuhnya dimanfaatkan. Adopsi perangkat digital tertinggal dari negara-negara OECD, terutama di kalangan UKM. |
Terus tingkatkan dukungan publik kepada UKM, bekerja sama dengan sektor usaha, melalui program-program yang ditargetkan untuk memfasilitasi adopsi alat digital. |
Fondasi dan keterampilan khusus untuk memanfaatkan digitalisasi masih lemah. Jumlah tenaga profesional TIK masih sedikit dengan bias dalam komposisi gender tenaga kerja. |
Jadikan kompetensi digital prioritas dalam kurikulum sekolah, tingkatkan keterampilan digital para guru dan kepala sekolah, dan dorong partisipasi anak perempuan dalam pendidikan STEM. |
Menghadapi perubahan iklim dan transisi hijau |
|
Harga karbon yang efektif terdistorsi oleh subsidi bahan bakar yang tidak tepat sasaran. Subsidi bahan bakar gas cair (LPG) seharusnya hanya diberikan kepada rumah tangga sasaran, namun banyak dinikmati oleh rumah tangga lain di luar sasaran. |
Kurangi subsidi energi (termasuk LPG) secara bertahap dan berikan kompensasi kepada rumah tangga yang rentan melalui bantuan yang lebih tepat sasaran. |
PLTU adalah sumber dari lebih dari separuh pasokan listrik di Indonesia. Dukungan untuk bertransisi dari batu bara meliputi dana multidonor internasional dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) |
Percepat pensiun dini (decommissioning) PLTU dengan memperhatikan ketersediaan dana dan pertimbangan ketahanan energi. |
Terdapat ruang untuk memperbaiki struktur pasokan listrik. PLN adalah satu-satunya pembeli (off-taker) di pasar listrik dan regulasi membuat harga energi terbarukan menjadi tidak menarik. |
Alihkan tanggung jawab regulasi kepada otoritas independen baru. Berikan badan ini kapasitas teknis dan sumber daya keuangan yang memadai. Bangun pipeline lelang yang kuat, stabil, bermakna, dan dengan kontrak tahun jamak (multi-year) untuk pembangkit energi terbarukan, dengan penetapan tarif yang kompetitif dan transparan. |
Sistem transportasi massal perkotaan dan antarkota masih belum berkembang. Ketergantungan yang tinggi pada transportasi jalan raya, terutama kendaraan bermesin pembakaran internal, berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, tingginya tingkat kematian di jalan raya dan kemacetan lalu lintas, serta buruknya kualitas udara perkotaan. |
Tingkatkan investasi pada sistem transportasi massal perkotaan dan antarkota dengan melakukan analisis biaya-manfaat secara saksama. Batasi penggunaan mobil secara bertahap, misalnya melalui tarif jalan (road pricing) dan retribusi kemacetan. |
Dampak negatif dari perubahan iklim dapat dikurangi dengan mengadaptasi infrastruktur publik dan merelokasi kegiatan agar menjauh dari daerah yang lebih terdampak. Kota-kota pesisir di Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim. |
Sertakan perencanaan ketahanan iklim untuk iklim masa depan ke dalam perencanaan infrastruktur, pengadaan, dan peraturan tata ruang. |